Sabtu, 18 Februari 2012

Awas! Bau Mobil Baru Mengandung Senyawa Berbahaya

Detroit, KompasOtomotif - Bau mobil baru! Mungkin ada yang suka atau pun tidak. Tapi yang menarik, pekan lalu, Pusat Ekologi Amerika merilis hasil penelitiannya, yang menemukan beberapa kandungan kimia berbahaya dari bau mobil baru. Penelitian dilakukan terhadap 200 mobil terpopuler di Amerika produksi 2011 dan 2012 dengan menguji kadar gas yang terkandung pada roda kemudi, dashboard, lengan jok dan jok.
Ternyata, Kandungan-kandungan kimia berbahaya yang ada pada material di dalam kabin yaitu VOC (volatile organic compound) yang buruk sampai dihirup. Lalu, ada senyawa berbahaya yang datang dari bahan-bahan lain, seperti bromin dan antimon berbasis flame raterdants yang terdapat pada bahan pembuat konsol tengah dan tempat duduk. Kemudian kromium, bahan kimia yang biasa ada pada komponen kulit dan fakta yang cukup mengagetkan rata-rata bahan jok mengandung 400 ppm timbal.
"Penelitian ini menunjukan, ternyata mobil bisa sebagai reaktor kimia yang berbahaya," jelas Jeff Gearhart, Direktur Riset Pusat Ekologi Amerika.
Dari 200 mobil,paling banyak kandungan kimianya ditemukan pada Mitsubishi Outlander sport, Chrysler 300C dan KIA Soul. Sedang Honda Civic, Toyota Prius dan Honda CR-Z dinilai mobil paling aman dari senyawa tersebut.

Angie, Jadilah "Whistle Blower"

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Angelina Sondakh, yang juga politisi Partai Demokrat, diminta bersikap terbuka. Angie, demikian Angelina biasa disapa, diminta untuk mengungkapkan segala hal yang diketahuinya di persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

"Kalau memang indikasi keterlibatan Angie kuat, saya menganjurkan alangkah jauh lebih baik apabila rekan Angie bersedia untuk menjadi whistle blower (pengungkap kasus), bahkan justice collaborator (pelaku yang bersedia bekerja sama demi penuntasan kasus). Bagaimanapun, Angie masih muda dan betapapun pahitnya persoalan yang dihadapi, tentu hari esok yang lebih baik masih dapat diraih," imbau anggota Fraksi Partai Demokrat di Parlemen, Didi Irawadi Syamsuddin, kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2012).

Didi menegaskan, penggunaan hak ingkar tak akan banyak menolong Angie. Hal ini setidaknya terlihat dari kesaksian-kesaksian Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis di persidangan M Nazaruddin di Pengadilan Tipikor.

Selasa, 07 Februari 2012

Pasangan Kanibal dan Vampir Swedia Ingin Menikah

STOCKHOLM, KOMPAS.com — Pasangan terjahat Swedia. Begitu Daily Mail memulai artikelnya, Rabu (1/2/2012), tentang seorang kanibal dan seorang vampir penyembah setan dari negera itu yang telah mengajukan rencana menikah di balik jeruji rumah sakit jiwa.

Isakin Jonsson (33 tahun) telah meminta manusia vampir Michelle Gustafsson (23) menikah dengannya. Jika terwujud, itu akan menjadi perkawinan pasangan terkejam. Kontan saja, proposal Jonsson itu menghebohkan Swedia.

Jonsson membunuh Helle Christensen, ibu lima anak yang ketika itu jadi pacarnya. Ia memenggal kepala perempuan itu, memakan bagian-bagian tubuhnya, lalu membual tentang kejadian itu di internet.

Michelle Gustafsson tak kalah sadis. Perempuan itu menikam seorang orangtua tunggal, seorang pria, hingga tewas dan kemudian meminum darahnya. Sebelum tertangkap, perempuan itu menyebar foto di media online yang memperlihatkan darah menetes dari bibirnya, sambil memegang alat potong listrik dan pisau. Sebuah keterangan di bawah foto itu berbunyi, "Saya ingin menggorok leher orang-orang di kereta bawah tanah."

Minggu, 05 Februari 2012

Malaria Membunuh 1,2 Juta Orang Tiap Tahun

Kompas.com - Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.

Perbedaan jumlah tersebut antara lain karena para peneliti kini menggunakan data yang lebih luas dan lebih dipercaya, termasuk menggunakan teknik yang disebut "autopsi verbal". Lewat teknik ini para peneliti mewawancarai anggota keluarga orang yang belum lama ini meninggal. Di banyak negara miskin yang infrastruktur kesehatannya rendah, cukup banyak kematian yang tidak teridentifikasi penyebabnya. 

Meski begitu, baik WHO atau the Lancet menunjukkan data adanya penurunan jumlah kematian global akibat penyakit yang ditularkan lewat nyamuk ini. 

Angka kematian global akibat malaria sempat meningkat dari 995.000 di tahun 1980 dan mencapai puncaknya di tahun 2004 yang mencapai 1,82 juta, lalu turun kembali 1,24 juta di tahun 2010. 

Peningkatan kematian di tahun 2004 antara lain disebabkan karena peningkatan populasi yang beresiko tinggi terkena malaria, sementara penurunan di tahun 2010 dicapai karena upaya pengendalian malaria secara cepat di Afrika yang banyak didanai oleh donor internasional. 

Salah satu lembaga donor yang paling aktif saat ini adalah Bill and Melinda Gates Foundation, RBM, dan Global Fund to Fight AIDS, Malaria, dan Tuberkulosis. Selain memperluas akses pengobatan, pemberian kelambu juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk malaria.

Dari data terbaru ini juga terungkap kematian akibat malaria juga terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Pada tahun 2010, sekitar 42 persen kematian terjadi pada anak berusia di atas 5 tahun sampai di atas 15 tahun.





sumber : http://health.kompas.com

Kamis, 02 Februari 2012

Derita Buruh China yang Memproduksi iPad

BEIJING, KOMPAS.com Kerja lembur berlebihan tanpa hari libur dalam seminggu, tinggal berjejal dalam asrama yang penuh sesak, serta berdiri terlalu lama sehingga kaki bengkak dan nyaris tidak bisa berjalan setelah kerja shift selama 24 jam. Itulah kehidupan sejumlah buruh yang mengaku bahwa mereka berkerja di pusat-pusat pabrik Apple di China. Perusahaan-perusahaan pemasok Apple itu juga diduga membuang limbah berbahaya secara serampangan dan punya rekor yang tidak bagus.

Hampir 140 pekerja cedera di sebuah perusahaan pemasok di China dua tahun lalu karena menggunakan bahan kimia beracun untuk membersihkan layar iPhone, sementara dua ledakan tahun lalu menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 75 orang lainnya.

Raksasa teknologi dari California itu diduga telah diberi tahu tentang kondisi berbahaya di pabrik-pabrik di Chengdu, China barat daya, itu sebelum ledakan di pabrik-pabrik tersebut terjadi. Demikian dilaporkan harian New York Times, beberapa hari lalu.

"Jika Apple telah diperingatkan dan tidak bertindak, itu tercela," kata ahli keselamatan kerja di Massachusetts Institute of Technology, Nicholas Ashford, kepada New York Times. "Namun, apa yang secara moral menjijikkan di satu negara, di tempat lain hal itu diterima sebagai praktik bisnis, dan perusahaan-perusahaan mengambil keuntungan dari situ," tambah mantan penasihat pada Departemen Tenaga Kerja AS tersebut.

Sejumlah spanduk di pabrik di Chengdu memberi peringatan kepada 120.000 staf yang ada. "Kerja keras dalam pekerjaan yang ada saat ini atau bekerja keras untuk mencari pekerjaan besok." Di tempat itu, para pekerja yang datang terlambat sering harus menulis semacam surat pengakuan dosa.

Laporan harian itu muncul segera setelah Apple mengumumkan keuntungan yang melonjak senilai 13 miliar dollar AS dalam penjualan sebesar 46 miliar pada kuartal terakhir. Namun, perusahaan itu masih ingin pabrik-pabriknya di luar negeri menghasilkan lebih banyak lagi.

Para eksekutif Apple mengklaim, perusahaan itu telah memperbaiki pabrik-pabriknya dalam beberapa tahun terakhir dan menerbitkan kode etik tentang tenaga kerja dan keamanan bagi pemasok. Namun, menurut kelompok advokasi pekerja, masalah masih ada.

Menurut laporan perusahaan itu, lebih setengah dari pemasok yang diaudit Apple telah melanggar setidaknya satu bagian dari kode etik itu—hal tersebut terjadi setiap tahun sejak 2007—dan bahkan dalam sejumlah kasus melanggar hukum.

Seorang karyawan Foxconn, mitra Apple, menurut New York Times, melompat atau jatuh dari sebuah blok apartemen setelah kehilangan sebuah prototipe iPhone tahun 2009; dan 18 pekerja lainnya tampaknya mencoba untuk bunuh diri dalam dua tahun. Jaring bunuh diri telah dipasang untuk mencegah para pekerja melompat hingga tewas dan Foxconn mulai menyediakan perawatan kesehatan mental yang lebih baik bagi para stafnya.

Li Mingqi bekerja untuk pabrik mitra Apple, Foxconn Technology, sampai musim semi lalu. Ia ikut mengelola pabrik di Chengdu yang mengalami ledakan. Dia sekarang menggugat Foxconn atas pemecatan terhadap dirinya. "Apple tidak peduli tentang apa pun selain meningkatkan kualitas produk dan menurunkan biaya produksi," kata Li kepada New York Times. "Kesejahteraan pekerja tidak ada kaitannya dengan kepentingan mereka."

Ledakan fatal di Chengdu bersumber dari debu aluminium yang terbentuk tiga minggu setelah iPad keluar. Meskipun ada penyelidikan dari pihak Apple, tujuh bulan setelah itu terjadi ledakan berikutnya, walau tidak fatal, di Shanghai.

Seorang mantan eksekutif Apple mengklaim, perusahaan itu telah mengetahui penyimpangan di bidang tenaga kerja di sejumlah pabrik selama empat tahun, "dan mereka terus melanjutkan (kondisi itu) karena sistem bekerja untuk kami".

Para pemasok hanya diberi margin keuntungan sangat kecil untuk apa yang mereka hasilkan buat Apple, dan para eksekutif di Cupertino selalu meminta rincian biaya, jumlah pekerja, dan besaran gaji.

Pendiri Apple, Steve Jobs, yang meninggal pada Oktober lalu, mengatakan dua tahun lalu bahwa Apple merupakan pemimpin dunia dalam "memahami kondisi-kondisi para pekerja dalam rantai pasokan kami". Dia mengatakan, banyak pabrik punya restoran, bioskop, rumah sakit, dan kolam renang. Para staf mengatakan, mereka menghargai fasilitas-fasilitas itu, tetapi kondisi kerja masih dipandang sebagai sesuatu yang tidak berbelas kasih.

Foxconn mengatakan, sebagaimana dikutip New York Times, kondisi kerja "baik-baik saja kecuali keras". Hanya satu orang dari 20 pekerja di lini perakitan yang harus berdiri untuk melakukan pekerjaan mereka, dan perusahaan itu memiliki "catatan keamanan yang sangat baik".

Namun, Mail on Sunday mengunjungi sebuah pabrik Foxconn yang membuat iPod di Shenzhen, China, tahun 2006, dan laporan harian itu yang menunjukkan adanya jam kerja yang panjang, akomodasi yang penuh sesak, dan hukuman mengejutkan para eksekutif Apple. "Kami berusaha sangat keras untuk membuat perbaikan," kata seorang mantan eksekutif Apple kepada New York Times. "Tapi kebanyakan orang akan sangat terganggu jika mereka lihat di mana iPhone mereka dibuat."

sumber :  http://internasional.kompas.com/

Pesawat Dipaksa Mendarat karena Popok Bau

DARWIN, KOMPAS.com - Sebuah pesawat Qantas, Australia, yang melayani rute domestik, dipaksa mendarat setelah sejumlah penumpang mengeluhkan bau popok kotor.

Pesawat dengan nomor penerbangan 825 itu tengah dalam perjalanan menuju Brisbane dari Darwin ketika para penumpang jadi heboh oleh bau popok itu. Pilot pun terpaksa mendaratkan pesawat itu di Mount Isa, sekitar 1.152 mil jauhnya dari tujuan awal, lapor Daily Mail, Kamis (2/2/2012)

Pihak Qantas dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, sebuah popok telah dimasukkan ke toilet dan bau busuk itu bersumber dari popok yang menyumbat toilet tersebut.

"Prosedur memaksakan pendaratan secepatnya. (Hal itu) sangat memalukan kami semua di [Qantas], tetapi, lebih baik aman daripada menyesal," kata pernyataan tersebut.

Begitu mendarat, para penumpang dipindahkan dari pesawat dengan forklift dan beralih ke pesawat lain. Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke Brisbane.

Sementara itu, pesawat bermasalah tersebut menjalani pemeriksaan sebelum menyusul para penumpangnya ke kota itu untuk mengantar bagasi mereka.

sumber : http://internasional.kompas.com/