Minggu, 09 Juni 2013

Kenaikan Harga Cabai


            Dalam essay  ini, saya akan mencoba menjelaskan mengenai segala sesuatu tentang cabai. Seperti yang telah kita tahu bahwa harga cabai sedang melonjak tinggi. Tentu ini telah menjadi pertanyaan yang besar dalam benak rakyat indonesia. Apa yang sebenarnya terjadi dengan harga cabai di Indonesia? Apa yang menjadi faktor kenaikan harga cabai lokal? Apakah masuknya cabai lokal ke Indonesia mempengaruhi penjualan cabai lokal? Apa pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia?

III.a. Faktor – Faktor Yang Dianggap Sebagai Pemicu Kenaikan Harga Cabai Di Indonesia.

            Kita mengetahui bahwa apabila ada akibat, pasti ada sebab di belakang semua ini. Kita akan melihat beberapa faktor yang memicu kenaikan harga cabai di Indonesia.
            Menurut Hasannudin Ibrahim, Direktur Jenderal Hortikultura, permasalahan tingginya harga cabai yang terjadi di Indonesia hanya terjadi pada para pedagang saja, sedangkan pada petani, hanya sekitar Rp. 20.000,00 per kilogram nya.
            Menurut beliau, ada empat faktor yang memicu naiknya harga cabai pada saat sampai pada tangan pedagang, diantaranya;
a.       Tanaman cabai merupakan komoditas barang yang cepat membusuk jika terkena hujan terus menerus.
b.      Biaya transportasi menjadi sangat mahal pada saat musim hujan karena terjebak kemacetan dan resiko yang cukup tinggi dalam hal keselamatan.
c.       Bunga bank yang relatif tinggi hingga petani cabai sulit untuk mendapatkan modal.
d.      Maraknya pungutan liar dalam proses pengiriman cabai ke tangan pedagang sehingga membuat harga nya semakin mahal.
Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ), Rusman Heriawan pun mengemukakan pendapatnya tentang kenaikkan harga cabai di Indonesia. Beliau mengemukakan bahwa kenaikkan harga cabai dikarenakan anomali musim, yang menyebabkan produktifitas cabai menurun, seperti kurangnya sinar matahari, busuk, ada penyakit jamur, kuning, dan patek.
Disini kita bisa menyimpulkan bahwa faktor cuaca adalah faktor yang paling mempengaruhi kenaikkan harga cabai di Indonesia. Cuaca yang tidak menentu, membuat para petani bingung. Pada awal tahun 2010, BMKG mengemukakan bahwa pada bulan April akan terjadi musim kemarau, padahal kenyatanya musim hujan yang datang. Lalu memberi prediksi lagi bahwa bulan Juli akan menjadi musim kemarau, namun pada kenyataannya yang datang adalah musim hujan. Oleh karena itu para petani cabai menanam tanaman hortikultura dan palawija seperti cabai dan bawang yang tentunya tidak bisa dihasilkan secara optimal pada saat musim hujan.

III.b. Perbandingan harga cabai lokal dan cabai impor.
Berikut adalah perbandingan harga cabai lokal dengan harga cabai impor yang sudah saya rangkum dari beberapa sumber.
Cabai Lokal
Cabai Impor
 Cabai Merah Besar
Rp90.000
Cabai Merah Besar
Rp45.000
Cabai rawit merah
Rp85.000
Cabai rawit merah
Rp50.000

            Dari sini kita dapat melihat bahwa perbandingan harga cabai di Indonesia denga harga cabai impor cukup jauh berbeda. Bahkan mencapai perbandingan sebesar 50%. Walaupun beberapa masyarakat mengatakan bahwa rasa pedas cabai impor tidak lebih pedas dari cabai lokal, namun pada kenyataannya, cabai impor sukses meraja lela di pasar lokal.
            Perlu diketahui disini, bahwa pada saat ini pasokan cabai impor yang masuk dalam pasar tradisional adalah sebanyak 15 ton per harinya. Bayangkan bahwa sebanyak itukah cabai impor yang masuk setiap harinya ke pasar tradisional. Ini tentu saja akan membuat permintaan akan cabai lokal akan menurun drastis.

III. c. Akibat Yang Terjadi.
a.       Permintaan akan cabai lokal akan menurun drastis.
b.      Petani cabai akan terus mengalami kerugian karena cuaca ekstrim yang sedang terjadi di Indonesia.
c.       Penawaran akan barang cabai yang semakin tinggi, tidak diimbangi dengan permintaan dan minat para pembelinya, yang akan membuat penumpukan cabai dan pembuangan secara sia-sia karena cabai termasuk komoditi barang yang mudah busuk.
d.      Pendapatan petani yang akan terus menurun.

III.d. Langkah-Langkah dan Usaha-Usaha Penyelesaian Masalah
            Pada permasalahan ini, saya akan mencoba untuk menganalisis usaha-usaha apa saja yang dapat sekiranya mengurani atau bahkan mengatasi permasalahan ini. Berikut adalah pendapat dari Hasanudin Ibrahim, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, dia mengemukakan bahwa untuk menjamin produksi cabai agar dapat mencapai target, dia menyiapkan beberapa langkah, yaitu;
a.       Melakukan kerja sama dengan swasta untuk membangun “ Cold Storage ”, sebuah ruangan pendingin agar kesegaran cabai tetap terjaga dan tahan lama sehingga tidak mudah busuk.
b.      Membuat “ Shading Net ”, sebuah tenda naungan untuk melindungi tanaman cabai dari curah hujan yang tinggi.
c.       Menggalakkan program penanaman cabai di pekarangan, yang ditujukkan kepada ibu-ibu rumah tangga agar intensitas curah hujan yang diterima dapat diatur.
Selain itu, pemerintah juga harus memulai merencanakan beberapa langkah agar permasalahan ini dapat diatasi, yaitu
a.       Melakukan “terjun lapangan”, agar pemerintah dapat melihat langsung keadaan yang sebenarnya tejadi.
b.      Melakukan pendekatan dan konsultasi dengan para petani cabai agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan cabai gagal panen.
c.       Melakuakan investigasi pasar, agar pemerintah dapat menganalisa perbedaan harga cabai pedagang dengan harga cabai petani.
d.      Menyiapkan pembasmi hama yang dapat dijual kepada para petani untuk menekan jumlah hama dan penyakit pada tanaman cabai.
e.       Memperketat pengawasan terhadap biaya transportasi pengiriman cabe dari daerah, agar tidak terjadi pungutan liar yang dapat menaikkan harga cabai pada saat sampai ke tangan pedagang.
f.       Tidak menetapkan suku bunga yang terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan investasi petani cabai menurun, sehingga penyimpanan untuk masa yang akan datang tidak ada, dan tidak akan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia.
g.      Pemerintah dapat membatasi pemasukkan cabai impor, agar dapat memberi kesempatan pada para petani untuk mengoptimalkan penjualan cabainya.

            Apabila harga cabai relatif lebih mahal / naik, maka akan berdampak pada penurunan daya beli dan permintaan akan barang tersebut menjadi turun. Dan sebaliknya bila harga suatu barang relatif murah / turun, maka akan berdampak pada peningkatan daya beli dan permintaan akan barang tersebut menjadi naik pula. Namun lain halnya dengan penawaran, apabila harga cabai sedang naik, maka akan meningkatnya pula penawaran akan barang tersebut. Dan sebaliknya jika harga barang sedang turun, maka akan menurunnya pula penawaran akan barang tersebut.
            Pemicu kenaikkan harga cabai disebabkan oleh faktor cuaca yang ekstrim di Indonesia. Oleh sebab itu, harga cabai impor yang relatif lebih murah dapat menarik daya beli masyarakat Indonesia yang tingkat perekonomiannya masih dibilang rendah. Dengan masuknya cabai impor ke Indonesia, maka akan sangat berpengaruh pada pendapatan serta permintaan akan barang cabai ini. Jika Indonesia terus mengalami keadaan seperti ini, maka petani cabai akan mengalami kerugian karena mengingat bahwa cabai adalah kopmoditas barang yang mudah busuk.
            Namun semuanya tergantung pada tingkat kebutuhan masyarakat akan barang tersebut. Dan segalanya itu terlepas dari faktor apa saja yang mempengaruhi naik / turunnya harga dari suatu barang.

            Untuk pemerintah Indonesia, sebaiknya segera mengambil suatu tindakan yang bijak, lakukan turun lapangan dan melihat keadaan serta kondisi sebenarnya. Dengan begitu, pemerintah dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga cabai sampai pada saat ini.
Dan tidak membiarkan produk impor lebih menguasai pasar nasional dibandingkan dengan produk nasionalnya itu sendiri, karena seperti yang kita ketahui, bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang menggantungkan kehidupannya pada bidang pertanian.





0 komentar:

Posting Komentar