Minggu, 09 Juni 2013

Pasokan Terputus, Harga Sembako Melonjak


     Kenaikan harga Bawang                      



Menjelang bulan suci Ramadan, harga berbagai bahan kebutuhan pokok alias sembako di semua pasar tradisonal di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mulai merangkak naik.

 Kenaikan harga tertinggi di sejumlah pasar tradisional di Polewali Mandar, terutama terjadi pada sayur-mayur. Cabai keriting, misalnya, naik hampir seratus persen dari semula Rp 18 ribu menjadi Rp 32 ribu. Demikian pula dengan bawang merah yang sebelumnya dijual Rp 7.000 per kilogram, kini melonjak hingga Rp 19 ribu per kg.
Harga gula pasir juga naik menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Padahal pekan lalu masih dijual di kisaran Rp 9.000 per kilogram. Komoditas yang juga mengalami kenaikan adalah telur ayam, minyak goreng, dan tepung terigu.
Selain menjelang bulan suci Ramadan, kenaikan harga kebutuhan sembako di Polewali Mandar juga dipicu terputusnya suplai sembako dari sejumlah daerah penyangga seperti Enrekang, Duri, dan Pinrang. Terutama, akibat runtuhnya Jembatan Pajalele di Pinrang.
Kenaikan harga kebutuhan pokok juga terjadi di sejumlah pasar tradisional di Magelang, Jawa Tengah. Seperti di Pasar Muntilan, Magelang, kenaikan harga bervariasi mulai dari lima ratus hingga lima ribu rupiah.
Harga cabai mengalami kenaikan cukup tinggi. Cabai rawit yang biasanya dijual 16 ribu rupiah per kilogram, kini melonjak hingga Rp 22 ribu. Demikian pula cabai keriting yang naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Kenaikan juga terjadi pada telur dan daging yang rata-rata naik dua ribu hingga lima ribu rupiah per kilogram.
Sedangkan minyak goreng curah hanya mengalami kenaikan berkisar seribu rupiah per liter. Kenaikan ini dikeluhkan para ibu rumah tangga, apalagi menjelang bulan suci Ramadan.
Kondisi serupa terjadi di Grobogan, Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan di Pasar Purwodadi, Grobogan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan bervariasi. Harga beras, baik kualitas rendah, medium maupun tinggi, rata-rata naik Rp 500 rupiah.
Sedangkan harga telur ayam naik cukup tinggi, dari 12 ribu rupiah menjadi 17 ribu rupiah per kilogram. Pun demikian cabai yang naik rata-rata dua ribu rupiah per kilogram.
Menurut para pedagang, kenaikan harga terjadi hampir setiap hari dalam sepekan terakhir. Meski harga naik, omzet pedagang justru menurun. Ini lantaran banyak pembeli mengurangi jumlah pembelian untuk menyiasati kenaikan harga.





Harga Bawang Merah Tembus Rp 50 Ribu/Kg

GUNUNGSUGIH (ME): Harga bawang merah dan bawang putih di pasar tradisional di sejumlah kota di tanah Air terus naik dalam sepekan terakhir tak terkecuaili di Lampug Tengah (Lamteng). Dari pantauan Media Ekonomi  di sejumlah pasaran daerah setempat,  harga bawang merah dan bawang putih  melambung hingga mencapai Rp45.000-Rp50.000/kg, jauh lebih tinggi dibandingkan pada pertengahan bulan lalu, berkisar Rp20.000-Rp30.000 /kilogram (kg).“Kenaikan harga bawang ini tentu sangat memberatkan warga,
” kata Novi, salah satu konsumen di Plaza Bandarjaya Lamteng akibat harga yang melambung itu, banyak warga yang urung membeli bawang atau hanya membeli secukupnya saja.”Harga bawang sekarang ini sangat tinggi, tidak tahu apa penyebabnya,ia menyebutkan harga bawang merah telah mencapai Rp45.000/kg, sedangkan harga bawang putih di atas Rp48.000/kg.
Harga bawang merah dan bawang putih di sejumlah pasar di Lampung Tengah sebenarnya sudah naik sejak pekan terakhir Januari 2013. Saat itu harga bawang merah sudah mencapai Rp24.000/kg, sedangkan harga bawang putih Rp16.000-Rp17.000/kg.
Menurut Yuliana,salah satu pedagang di Plaza Bandarjaya harga bawang putih dan bawang merah ini naik disebabkan petani di pulau jawa banyak yang gagal panen,”kita disini ngambil barang dari luar Lampung,jadi kalau dari sana nya naik otomatis kami juga ikut menaikan harga disini”ujarnya
Masih dikatakan”kini omsed kami jadi menurun drastis akibat dari melambungnya harga,dan ditakutkan barang bisa membusuk karna jarangnya pembeli,harapan kami mudah-mudahan  secepatnya harga bisa normal kembali biar pembeli bisa ramai lagi.                                                                      





Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKS, Habib Nabiel Almusawa meminta Pemerintah untuk menyiapkan solusi dan langkah-langkah guna mengatasi permasalahan kelangkaan dan kenaikan harga bawang putih yang terus melonjak dalam dua pekan terakhir di atas Rp 50.000 per kilogram.
Menurutnya, ada dua langkah yang bisa ditempuh, yaitu langkah jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek pemerintah harus melakukan intervensi dan operasi pasar, serta membongkar dan menindak tegas spekulan yang mengambil untung dibalik kenaikan harga bawang.
“Sebagai solusi jangka panjangnya, maka swa sembada bawang melalui penyediaan lahan harus terus diupayakan, karena permasalahan kita untuk bisa swa sembada produk pertanian terkendala ketersediaan lahan,” ujarnya.
“Menurut informasi yang saya terima, banyak importir bodong yang tidak semestinya dapat kuota dan menjual-belikan kuota impor. Nah, kita minta semua pihak dari kementerian terkait; Kemendag, Kementan, dan Kemenko untuk membuka siapa dalang dari kenaikan harga bawang secara drastis ini?” tambah Habib Nabiel.
Nabiel Almusawa melajutkan, “Jangan hal ini seolah-olah hanya persoalan Kementan saja, sedangkan kementerian yang lain saling lempar tanggungjawab. Jika setiap persoalan kenaikan/penurunan harga bahan pangan ditujukan kepada Kementan, ini menjadi pertanyaan. Apalagi belum apa-apa Gita Wiryawan selaku Menteri Perdagangan sudah membuat pernyataan di media elektronik akan menghapuskan bea impor. Kalau para pemangku kebijakan berpikirnya simplistis dan tidak menyelesaikan substansi masalah, akan jadi apa bangsa ini?”
“Sikap pragmatis dan kepentingan bisnis jangan mengabaikan semangat bangsa ini untuk mandiri dan berdaulat. Dia menambahkan, bercermin pada realitas dan fenomena global, lazim jika pemerintah juga berpihak kepada petani dan kepentingan nasional. Salah satunya dengan kebijakan membatasi impor”, pungkasnya.
Redaktur: Hendra
Topik: Harga Bawang



0 komentar:

Posting Komentar